Rabu, 02 April 2014

Nasib dan Takdir



Nasiiib, oh nasib...memang sudah begitu jalan hidupmu Le'...
Kau trima saja takdirmu...
Tuhan sudah tentukan itu semua bagimu...
Disesali juga percuma Le'...

Begitulah kita mengenal penggunaan kata 'nasib' dan 'takdir' dalam kehidupan sehari-hari.
Dunia mengartikan nasib dan takdir sebagai: 
Jalan hidup yang telah digariskan oleh Tuhan, yang sudah pasti dialami, tidak dapat diubah dan bernuansa penderitaan.

Bagaimana pendapat Alkitab mengenai 'nasib' dan 'takdir'?

-----

Alkitab tidak mengenal kata 'takdir',
Tapi Alkitab mengenal kata 'nasib'.

Dari 19 buah ayat yang menampilkan kata 'nasib', kita dapat menemukan hal-hal menarik mengenai nasib:

1. Tuhan telah menentukan kejadian-kejadian yang akan dialami oleh manusia

Tuhan tidak begitu saja sembarang menciptakan manusia dan membiarkannya liar.
Tuhan telah mempunyai pengaturanNya tersendiri akan apa yang BAIK dan akan apa yang MALANG.

Yes 45:7
yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini

Perhatikan bahwa nasib mujur dan nasib malang adalah berasal dari Tuhan.

Apakah ada yang lahir sebagai perempuan dan hidup di budaya yang menganggap hal itu kemalangan?
Tuhan yang telah menentukannya.

Adakah yang lahir dalam keluarga miskin?
Tuhan telah menentukannya.

Tidak hanya kejadian pada awal kehidupan, Tuhan juga menentukan kejadian saat berlangsungnya kehidupan.

Adakah orang yang tadinya miskin, lalu mendapat kemujuran dan kesempatan sehingga taraf ekonominya dapat meningkat?
Tentu saja.
Itupun Tuhan yang menentukan.
Tuhan mengaturkan nasib baik dan nasib malang, yaitu kejadian-kejadian dalam hidup kita.

-----

Namun begitu, perlu dipahami bahwa tidak semua kejadian yang kita alami sudah pasti merupakan nasib yang telah diaturkan oleh Tuhan.
Ada kejadian yang telah diatur oleh Tuhan, ada juga yang tidak.

Hikmatlah yang bisa membedakannya. 
Hikmat lahir dari pengenalan akan Allah secara pribadi.

Untuk itu kita bergerak ke hal kedua:

2. Nasib tidaklah statis, melainkan juga merupakan konsekuensi dari tindakan.

Sekalipun Tuhan menentukan kejadian bagi kita, tetapi respon manusia terhadap kejadian itu akan mengubah dan mengarahkan pada nasib berikutnya.

2Ptr. 2:13
dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.

Hos. 4:9
Maka seperti nasib rakyat demikianlah nasib imam: Aku akan menghukum dia karena tindakan-tindakannya dan Aku akan membalaskan perbuatan-perbuatannya kepadanya.


Mzm 81:15
Orang-orang yang membenci TUHAN akan tunduk menjilat kepada-Nya, dan itulah nasib mereka untuk selama-lamanya.

Yer 4:18
Tingkah langkahmu dan perbuatanmu telah menyebabkan semuanya ini kepadamu. Itulah nasibmu yang buruk, betapa pahitnya, sampai menusuk hatimu.

Yer 13:25

Itulah nasibmu, bagianmu yang telah Kuukur untukmu, demikianlah firman TUHAN, karena engkau melupakan Aku, dan mempercayai dusta

Mat 24:51
dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang munafik. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Alkitab menjabarkan nasib seperti pedang bermata dua, yaitu memiliki 2 sisi yang sama tajamnya.

Di sisi kiri, nasib dikatakan sebagai penentuan Tuhan,
Di sisi kanan, nasib dikatakan sebagai konsekuensi.

Berarti,
Apapun kejadian dalam hidup kita, termasuk apapun yg Tuhan telah tentukan kepada kita, sikap dan tindakan kita terhadapnya akan menentukan bagaimana hidup kita diakhiri, apakah baik atau buruk.

Alkitab mengatakan bahwa Tuhan menginginkan kebaikan pada akhir jalan manusia.

Yer. 29:11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.


Tuhan ingin manusia mengalami damai sejahtera. Tuhan ingin manusia mengalami kekekalan bersamaNya.
Untuk mencapai itu, Tuhan berikan nasib mujur dan nasib malang.

Ya. Nasib malang juga diaturkan oleh Tuhan.

Nasib malanglah yang membuat Yakub memiliki mata rohani yang tajam (walau mata jasmaninya sudah pudar) sehingga ia bisa mengenal visi Tuhan di masa tuanya.

Nasib malanglah yang membuat Rut ternama di antara wanita sehingga ia layak disandingkan dengan Boas.

Nasib malang jugalah yang membuat Yusuf dapat menjadi Raja Kedua di Mesir.

Nasib malang bukanlah tujuan akhir yang diinginkan Tuhan, melainkan cara yang dirancang Tuhan untuk menghasilkan yang baik.

Bagi Tuhan, akhir perjalanan adalah lebih penting dari awalnya.
Jika nasib malang dapat membawa seseorang masuk Kerajaan Sorga, maka Tuhan akan melakukannya, karena Ia tau betapa panjangnya kekekalan itu.


Pkh 7:8
 

Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.

Ia ingin kita semua berakhir bersamaNya selamanya.

Tuhan Yesus memberkati.


Tidak ada komentar:

Faith of God

Markus 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!   Konteks dari ayat ini adalah kisah pohon ara yang dikutuk...